“Entar lagi lah, pijitin dulu badanku,” kataku. Bokep HD Mulutnya megap-megap kelihatan seperti ikan yang kekurangan air, aku pun semakin semangat memompanya. Dan aku melihat bahwa Ema itu orangnya blak-blakan kok. “Ehhh… cepat cabut!” sergapnya. “Emmm.. Dengan cepat aku melucuti BH dan CD-nya.Sekarang kelihatan semua gunung kembarnya yang padat berisi dengan puting merahnya serta lubang kemaluannya yang bagus dan merah. besar amat punyamu, berapa kali ini kamu latih tiap hari,” katanya sembari tertawa. “Tenanglah belum waktunya,” ia mengelusnya dengan lembut dan merabai juga kantong zakarku.“Wah.. belahan dadanya yang putih mulus pun kelihatan, aku pun terbelalak memandangnya. balikkan badan dong!” pintanya. “Tapi kipasnya jangan dinyalain yah, dingin nih..” dia pun mengangguk tanda paham akan keinginanku. Karena ada kecocokan, kami akhirnya jadian juga dan resmi pacaran tepatnya pada waktu akhir semester pertama. “Ihhh… lucu ya kalau sudah lemes, kecil!” ia mengejekku. Awalnya sih aku agak heran juga kenapa cewek cantik seperti dia suka “mengokang” senapan yang notabene berat dan kemudian menguliti binatang hasil buruannya dengan beringas.Hemmm… kegaranganya bak macan betina inilah yang aku sukai, aku suka melihat buah dadanya yang menantang dibalut baju pemburu yang ketat dan kebiasaannya menggigit bibir bawahnya ketika mengokang senapan. “Ya udah sana… thanks ya Sayang…” ia pun berlalu
