Aku tidak menjawab, aku tengah fokus ingin menuntaskan aksiku. Nafasnya tersengal, wajah itu tetap terkaget2 dengan apa yg sedang aku perbuat. Sex Bokep Sebagian kemeja serta celanaku telah basah kuyup. Bocah kecil itu tengah serius melihat tivi di belakang kami. Dirinya berusaha meronta tapi kedua tanganku dengan kuat menahan tanganya pada kedua segi bantal. Kulit kami saling menempel, bulu2 diperutku mungkin membikinnya makin merinding. “Deenn..cabut deen…” Serunya panik sambil menekan perutku ke belakang. Otaku segera bereaksi, mencari jalan pintas, berandai2 seandainya hari ini aku kembali dapat memperdayainya. “Jangan..nanti dirinya curiga..” Jawabnya menepis tanganku. Otaku segera bereaksi, mencari jalan pintas, berandai2 seandainya hari ini aku kembali dapat memperdayainya. Aku tidak mampu lagi melihat wanita itu menangis. Mbak Juminten tetap duduk bersimpuh di depanku sambil melelehkan air mata. Kemudian aku bangkit berdiri di atasnya. Mbak Juminten memekik menyebut namaku saat tusukanku tiba2 berhenti, tubuhku tengah meregang. Aku telah tidak mungkin luar biasanya, kini biar segi gelapku yg bertindak. Aku luar biasa tangan itu supaya tubuhnya mendekat. “Ngelakuin apa aja maksudnya apa nih mbak..”Tanyaku sambil tersenyum.
