Hanya berbaring diam di ranjang dan tentunya sambil membayangkan Pandu. Live bokep Selesai makan aku langsung mengunci diri di kamar. Tapi masi blon kenyang. Entah kenapa malah bukan Pandu yang ada di pikiranku, tapi Willi. Buktinya Yuna suka kan sama ini..” katanya sambil mengelus2 penisnya. Masi setia di babak foreplay, Willi turun ke arah vaginaku yang mulai basah. “Tuh, masi ada lauk di meja. Cepat2 aku selesaikan makan malam yg sama sekali tidak menyenangkan, meskipun masak lauk kesukaanku, tetap saja tidak enak kalau dimakan sendiri. Mungkin karena mengejar deadline proyek dari kantornya. Habis kuenya mungil2 semua.”
Aku hanya senyum2, lalu kembali masuk ke kamar. Tanpa mengurangi ritme goyangannya, Pandu akhirnya menyemprotkan spermanya ke dalam liang vaginaku. Awalnya lambat lalu diikuti goyangan cepat, kemudian dia melambatkan ritme goyangannya. Saat hampir menembak, dia mencabut penisnya dan mengarahkan ke wajahku. “Temen2 emang banyak yg banci kaleng, tapi aku kan nga. Lalu dengan cepat dia kembali ke kamarnya. “Biasanya Wi kan lanjut acara lagi bareng temen2 yang ginian.”
Aku tertawa saat berjalan sambil belenggak lenggok dengan sebelah tangan terangkat sampai di depan dada lalu jari tengah dan jempol dilekatkan.