Tapi photo kita dulu…”
Mereka beraksi saat kuarahkan kameraku kepada mereka. Bokep india “Kemana?”
“Rumah. Dengan lincah Mikha telah duduk di sampingku. Mulutnya berkicau terus, bertanya-tanya mengenai profesiku. Aku keluarkan ujung lidahku yang lancip lalu kujilat dengan lembut klitorisnyana. Tubuhnya indah. “Emang mau?”. Aku mendekati kerumunan simpatisan partai. Aku pun merasakan nikmat yang luar biasa. Gadis itu memakai kaos partai yang mengaku reformis,—aku rahasiakan saja baiknya—yang telah dipotong sedikit bagian bawahnya, sehinggs seperti model tank top, sedangkan bawahannya memakai mini skirt berwarna putih. Nanti lecet…”
Kuperhatikan wajahnya, lidahnya sibuk menjilati kepala kemaluanku yang keras, ia jilati melingkar, ke kiri, ke kanan, lalu dengan perlahan ia tekan kepalanya ke arahku berusaha memasukkan kemaluanku semaksimal mungkin ke dalam mulutnya. Atau sebuah ketololan. “Saya ke kantor dulu ya, memberikan kaset rekaman dan hasil photoku. Kelihatannya mereka tidak mau kalah dengan partai-partai lain yang kemarin dan hari ini telah memanjat patung selamat datang, memasang bendera mereka di sana. Kami terus bercakap-cakap, sambil minum teh botol yang dijual pedagang asongan. “Bener?”
“Iya. Nanti pasti ada lagi yang ingin manjat tugu selamat datang.” Kata gadis yang menarik perhatianku itu.
>