Agaknya Anis sudah ingin mengakhiri babak pertama ini. Bokep XXX Kucium lagi namun ia belum juga membalas ciumanku.“Ayolah Anis, 2 tahun tentulah waktu yang cukup panjang bagimu. Kencangkan dan cepat masukkan,” rintihnya.Kepala penisku sudah melewati bibir vaginanya. tangannya kebelakang diletakan di pahaku untuk menahan berat tubuhnya.Ia bergerak kesamping dan menarikku sehingga aku menindihnya. Dulu dalam ronde pertama biasanya suamiku akan kalah, namun kami masih bertahan. tanganku segera meremas dadanya yang besar, namun sudah sedikit turun. Mulutku sesekali mencium rambut dan belakang telinganya. Tanganku mengusap gundukan payudaranya dan meremas dengan pelan dan hati-hati.Ia menggelinjang. Kaki dan badannya sedikit meronta, namun kutahan dengan tanganku.“Ouhh.. Aku hanya mengenakan celana pendek tanpa celana dalam dam kaus tanpa lengan. Kurapatkan kejantananku yang sudah mulai ingin bermain lagi ke pinggangnya. Kini ia yang bergerak liar. Aku sudah makan obat waktu masuk ke kamar mandi tadi.Tenang saja, toh kalaupun hamil bukan kamu yang menanggung akibatnya.” katanya enteng.Jadi ia selalu membawa obat anti hamil. Dinding vaginanya berdenyut kuat menghisap penisku.
