Wajahku mulai panas. Hari itu memang masih pagi, baru pukul 11.00 siang, belum ada yang datang, baru aku saja. Bokep india Ayo..!“Mbak.., pahaku masih sakit nih..!” kataku memelas, ya sebagai alasan juga mengapa aku masih bertahan duduk di tepi dipan.Ia berjongkok mengambil sapu tangan. Masih ada waktu bebas dua jam. Sekenanya saja kubuka halaman majalah.“Tunggu ya..!” ujar wanita tadi dari jauh, lalu pergi ke balik ruangan ke meja depan ketika ia menerima kedatanganku.“Mbak Wien.., udah ada pasien tuh,” ujarnya dari ruang sebelah. Aku membayangkan dapat menjepitnya di sini. Kalau saja, tidak keburu wanita yang menjaga telepon datang, ia sudah melumat Si Junior. Come on lets go! Pintu salon kubuka.“Selamat siang Mas,” kata seorang penjaga salon, “Potong, creambath, facial atau massage (pijit)..?”“Massage, boleh.” ujarku sekenanya.Aku dibimbing ke sebuah ruangan. Tangannya halus. Ia tidak membalas tapi lebih ramah. Dari jarak yang dekat ini hawa panas tubuhnya terasa. Mungkin sapu tangan ini saja suatu kealpaan. Ayo cepat ia hampir selesai membersihkan belakang paha. Hap.“Mau pijit lagi..?” ujar suara wanita muda yang kemarin menuntunku menuju ruang pijat.“Ya.”Lalu aku menuju ruang yang kemarin. Lalu asyik membuka tabloid. Bayar arisan. Mendadak jari tanganku dingin semua. Napasnya tersengal. Ia tidak membalas tapi lebih ramah. Di mana?
