Một Buổi Chiều ở Phan Thiết, Em Phục Vụ Quán Cà Phê Và Gặp được Anh

Fariz pun mulai memijitku. Akupun memegang kepalanya dan menggerakkan kepala Fariz naik turun di atas klitorisku. Bokep Jepang Udah punya pacar?”, tanyaku. “Yang ini tante?”, katanya sambil menyentuh klitorisku. “Jilatin yang ini Riz”, kataku sambil menunjukkan letak klitoris. Kita ngobrol dibawah yuk, katanya kepada ketiga anak itu sambil turun menuju ruang tamu. “Nanti tante tambahin deh ongkosnya”, tambahku lagi. Kami terus berpelukan sambil berciuman, sesekali penisnya menyentuh klitorisku dan ini membuatku makin menggila. Dia pun mengajak dua orang temannya. Fariz tampak terkejut, “Bisa tante”. Begitu masuk rumah, Vina langsung menunjukkan kamarku, “kamar lo di atas ya Lyn, yang itu tuh”, katanya sambil menunjukkan kamarku. “Jilatin yang ini Riz”, kataku sambil menunjukkan letak klitoris. “Kamu mau pegang ‘itu’ tante?”, tanyaku nakal. Akupun makin melebarkan pahaku, sambil tanganku membuka vaginaku agar tampak klitorisku oleh Fariz. Tangan Fariz mulai memainkan kembali buah dadaku. Tanganku mulai memainkan kejantannya, aku mulai mengocoknya.Akhirnya aku berhenti. Ka..kha..kamu nakal ya”, kataku mulai terengah-engah. Aku telah melepaskan semua pakaian dalamku. Farizpun mulai memijit kakiku. Sperma yang telah dikeluar didalam mulutku ku keluarkan lagi ke atas batang kemaluannya, hanya untuk kuhisap lagi.

Một Buổi Chiều ở Phan Thiết, Em Phục Vụ Quán Cà Phê Và Gặp được Anh

Related videos