Masih sakit, Mbak? Bokep live Kok di situ terus. Baru kali ini aku melihat dengan jelas dan dari dekat, wanita setengah telanjang. Aku jadi bangga campur nalu. Sambil mengirim uang buat biaya sekolah aku.Kakak lalu berangkat kerja. jawabnya ketus. Aku masuk dan menggandengnya keluar. Untung Mbak Narsih malah cerita kalau aku ternyata pinter masak. Itu anak siapa? Sok tau.. Sok tau.. Tetapi mataku tak mau dipejamkan lagi. Kupijit lututnya pelan-pelan. Ternyata daster sebelah kiri sudah terbakar dan perut Mbak Narsih bengkak kemerah-merahan. Kompornya meledak. Maafin Mbak, ya Kun. Aku heran, kenapa aku ini. Pagi itu aku sudah selesai menjemur pakaian yang dicuci Mbak Narsih. Di rumah kan nggak ada bacaan. Padahal aku tidak merasa melakukan kesalahan apa pun. Cepat kupetik papaya di depan rumah ( padahal itu milik Lik Yanto, tetangga) kubelah pakai pisau. Kun, terus saja gosok dan putar-putar di situ, biar bersih. Bisa pijit aku ya Kun, biar agak enteng mualku? Tapi mau ke mana dan mau ikut siapa? tusuk yang dalam..dalam.dalam.ahhhhh
Kini gemeretak gigiku sudah hilang, tetapi keringat membanjir luar biasa. Diputar putar gitu, Kun. Sudah kusipkan air yg kuberi sedikit obat pel yang wangi.