Tapi si Rere menolak mentah-mentah. Gadis itu nampaknya senang mendengar aku putus. Sex Bokep Tanganku tanpa harus diperintah sudah menyusup masuk ke balik kaos ketatnya.Kuperas-peras payudara Maya penuh perasaan. Dia cuman diam sambil menahan malu.“Ya udah, Maya ambil bukunya trus ngerjain peernya di kamar Mas Andra aja. Sukanya sama Ersa ya?” ujar Maya merajuk. Mataku melebar memandangi dua gundukan manis tertutup kain pink tipis. Gimana nih, aku kok kayak-kayak nafsu sama ini bocah. “Maya bener mau?” Gayung bersambut nih, pikirku. Bibirku merayap menyapu leher jenjang Maya. Aku segera menyomot payudara Maya dengan mulutku.“Mmmm… suuup… mmm…” kukenyot-kenyot lalu aku sedot putingnya. Tapi dalam kisah ini bukan Rere tokoh utamanya. Gadis itu nampaknya senang mendengar aku putus. Kupagut sambil kusedot perlahan sambil kutahan beberapa saat. Aku cumbui leher wangi itu. Aku tarik kembali penisku. Aku termasuk cowok yang populer di kampus (sekeren namaku). “Iya.” gumamnya lirih.Bener!! Aku cuman tersenyum kecut.“Udah putus aku sama dia.” jawabku kemudian.Nggak tahu deh, tapi aku menangkap ada yang aneh dari gelagat Maya. Benar saja, nggak sampai dua menit aku sudah bisa menggiringnya ke kamar kostku. Diantaranya banyak cewek itu yang paling aku sukai adalah Rere.
