Yang jelas semenit kemudian ia telah kembali dan berusaha merangkulku. Aku bukan remaja frustasi yang melarikan diri ke dalam alkohol. Bokep HD “Silahkan duduk Den.”
Aku duduk di ruang tamu. Buat mereka life style seperti ini murah bukan main. Felly menampakkan wajahnya di jendela belakang. Kususupkan tangan kananku ke balik kaus dalamnya, masuk ke dalam BH-nya. Sampai pagi. Sampai ia tidak tahan dan memutuskan aku 2 tahun yang lalu. Ia sendiri kemudian mengambil duduk di bangku kanan dan mulai mengemudi. Panas, itu yang kurasakan. Bisa berkepanjangan kalau aku bicara dengannya. Segera kutinggalkan teman-temanku dan menuju rumahnya.Jam 23.00. “Udah bangun?”
Kuberikan senyumku yang termanis. Aku merasa sudah tidak tahan lagi. “OK, sambungkan..!” Entah mengapa lidahku sulit diajak kompromi kalau sudah soal Felly. Felly lagi. “Telepon Pak Ricky, dari Felly.”
Shit..! Dan kami pernah membicarakan hal itu.Jam 15.00 ditelan kesibukanku, aku telah melupakan Felly. Sudah lama sebenarnya aku bosan dengannnya. “OK, sambungkan..!” Entah mengapa lidahku sulit diajak kompromi kalau sudah soal Felly. Tinggi 168 cm, berat proporsional dan sebuah fitnes center dengan rajinnya memahat tubuhnya beberapa kali dalam seminggu.Setelah sampai di dekatku, aku memutar kursiku hingga menghadap ke samping.
