Aku mulai tidak sabar. Kepotong deh. Sex Bokep Sangat keras. Tiba-tiba jariku seperti ditumpahi cairan hangat. Aku terus menggerakkan jariku. Sial.Untung Cikampek tidak macet. Kulirik matanya. Mungkin tidak terdengar. Aku kembali mengelus pahanya. Orang-orang makan malam dan ke belakang. Kepotong deh. Tapi sekarang penisku bisa bebas mengacung menunjuk langit. Tangan kiriku yang tadi dilipat mulai bergerak ke arah dadanya. Aku terus menggerakkan jariku. Aku sudah memakai jaket tentu saja, karena aku tidur di bawah AC. Dia berhenti mengelus penisku, membungkukkan sedikit badannya, dan kemudian berusaha melepas kait BHnya di belakang. Aku tidak mau membuat ia berpikir macam-macam dan kemudian menamparku.Tubuh itu diam saja. Tetap memejamkan matanya.Aku makin berani. Tubuh itu diam saja. Asap bus benar-benar menyesakkan. Akhirnya dia turun tangan. Akhirnya dia turun tangan. Tangan ibu itu masih mengelus pahaku. Putingnya runcing, ukurannya luar biasa, sepanjang buku jari telunjukku. Apabila dililhat dari jauh, seperti orang yang tangannya kedinginan karena AC. Harum rambut dan parfumnya mulai merasuki hidungku. Mungkin warnanya hitam. Sweater tadi kemudian aku tutupkan di atas dadaku, dan kemudian tanganku kulipat. Penuh kemenangan. Tangannya sejak dari tadi berhenti mengelus penisku. Mungkin 5 menit, mungkin kurang dari itu. Aku mulai terangsang.Aku mencoba untuk lebih berani.
