Dewi mendesah-ndesah keenakan. Bokep XXX Mas pasti tau dehh… yukk”
“Ya mbak” aku pelan-pelan rebah bersama Dewi. “Okey mas, makasih”Beberapa menit sambil browsing aku curi-curi lihat ke mbak polwan tadi. Saat itu aku jaga warnet malem sendirian, harusnya sih berdua, tapi biasa lah ada aja alesan untuk ngilang. Tapi aku kebingungan, dengan posisi celanaku yang sebatas lutut dan Dewi yang juga sama kami berdua keliatannya sama-sama bingung. Semakin lama kulumannya semakin cepat, aku semakin menggelinjang dan kelojotan. tanganku semakin familiar dengan lekuk-lekuk tubuh Dewi. Tangannya mulai bergerilya lagi mengejar batang burungku yang sudah mulai mengkerut. Enakkk?… terus mas maju mundur aja….”
“Ya mbak, enak. Ini aku carikan alamatnya” aku mulai mengetik alamat, dan muncul gambar-gambar orang lagi bercinta berat. Ubun-ubun kayak mau meledak. “Tapi, hatiku sedih sekali, makanya kadang kalo pulang kerja aku ndak langsung kerumah. Didalam cd, ****** ini mulai terasa berdesir-desir, sementara Dewi dengan buas menciumi batang kejantananku. “ya udah…, kita beres-beres dulu yuk”
Aku melepas batangku yang mulai lemas dari memeknya, kuambil tisu untuk menahan dan membersihkan cairan disekitar memeknya. Seluruh badanku lemas serasa tak bertulang. Enakkk?… terus mas maju mundur aja….”
“Ya mbak, enak.
