Gimana hayooo?” rengek suamiku. Mulut kami saling bergumul dengan panasnya.Aku lihat kontol anak itu masih tegak berdiri, mungkin karena efek pagi hari. Link bokep Anaknya baik dan ringan tangan. Walaupun aku sering pergi ke rumahnya dan kadang-kadang juga diantar Eki untuk berbelanja sesuatu untuk keperluan pengajian, tapi tetap saja kami tidak punya kesempatan untuk bercinta. Sejenak aku diam tak tahu harus bagaimana.Aku dan suamiku saling berpandangan. Celana itu segera kuambil dan kubawa ke kamar. Beberapa saat kami bertiga terdiam bingung dengan apa yang terjadi. Banjir mengalir sampai ke pantatku, bahkan mengenai sofa ruang tamu. Pengalaman baru yang membuatku ketagihan.Beberapa saat kemudian, Eki mengerang-erang keras. Apalagi aku termasuk ibu-ibu yang suka pakai baju yang agak ketat. Sambil menatap mataku, dia bertanya,“Benarkah?”Aku mengangguk pelan sambil menangis,“Aku hamil, mas…”Jelas suamiku juga kaget. Kontol itu dengan mudah masuk ke tempikku karena di samping tempikku masih basah sisa persetubuhanku dengan suamiku, juga karena aku tidak mengenakan apa-apa di balik daster pendekku.Ohhhhh… apa yang terjadi? Oohhhh…Pelan-pelan aku berdiri dan mencabut kontol Eki dari tempikku.
