Tapi bukan itu yang harus kupikirkan, maka aku melihat ada apa dengan selangkanganku. Betisku melejang lejang, pinggangku tertekuk ke belakang ketika aku menikmati orgasmeku dengan total. Bokep Jepang Sambil menunggu, aku menelepon temanku, dan kami ngobrol sampai tak terasa sudah waktunya aku harus berangkat. Setiap langkahnya di tangga membuat penisnya memompa vaginaku, dan aku orgasme ringan hingga cairan cintaku mengalir semakin banyak, seharusnya membasahi paha Wawan, yang terlihat senang senang saja. Kalau begini mah, bayaran gak naik juga kita betah lho Non kerja sampai tua di sini”. Wawan cengengesan dan berkata, “tenang Non, liat ini jam berapa? Gawat juga nih. Tapi penisnya yang menancap di vaginaku tidak mengendur sedikitpun. Aku juga kembali ke kamarku, mempersiapkan diri ke sekolah. Tapi kini aku bisa lebih cepat beradaptasi, dan mulai mengimbangi genjotan sopirku ini. rasanya kont*lku kayak diurut urut… sudah 3 menit… aaah… “, erangnya sambil menembakkan spermanya di dalam liang vaginaku. Tiba tiba aku teringat penis Wawan yang pasti masih belepotan sperma yang bercampur cairan cintaku.
