Kenikmatan yang kurasakan saat itu benar-benar membiusku sehingga aku sudah melupakan segala sesuatu. Kuremas dengan lembut. Bokep HD “Mas, rambutnya mau dimodel apa?” katanya sambil melihatku lewat cermin dan tetap memegang rambutku yang sudah agak panjang. Beberapa kali tubuhku bergetar namun ia tetap pada sikapnya. Sambil menikmati musik, kami saling berdiam diri, hingga akhirnya Stella mengatakan,
“Mmm… Will, aku mau ngomong sesuatu sama kamu, memang semua ini terlalu cepat, Will… aku suka sama kamu…” katanya pelan tapi pasti. Aku berhenti sejenak meraba payudaranya. Kutundukkan kepalaku untuk melihat yang sedang dikerjakan Stella pada kemaluanku. Kubuka telapak tanganku mengikuti bentuk payudaranya yang bulat. Ia memutar-mutarkan lidahnya tepat di ujung lubang kemaluanku. “Ok, kalo itu mau kamu, mmm… boleh nggak aku ’sun’ kamu, bukti bahwa aku nggak main-main sama omonganku yang barusan?” tanyanya.Wah rasanya seperti mau mati, jantungku mau copot, nafas jadi sesak. Kupilin dengan lembut. Aku sungguh tidak peduli dengan asal-usulnya pekerjaan Stella sebab makin hari aku makin terbius oleh kenikmatan seks dan mataku seolah-seolah tertutup oleh rasa sayangku pada dia.