Awalnya, informasi minim yang Aku dapatkan dari seorang kawan yang tinggal di Jakarta tentang massage service (lebih tepat dibilang sex service, sebetulnya) di suatu tempat di Bandung (busyet, dia yang tinggal di Jakarta malah lebih tahu dari Aku, dasar Aku masih hijau!)
“Namanya ‘ANU Message’, di jalan Otista, berseberangan dengan Pasar Baru, tarifnya seratusan sejam,” katanya. Mungkin terlalu besar untuk ukuran tubuhnya yang tinggi dan langsing. Live bokep Kedua buah dadanya diusap-usapkan (dengan tekanan) ke dadaku. “Jangan kapok ya, Mas.”
“Engga dong,” Serangkaian servis yang disuguhkan Yeni memang memuaskanku. Bagiku, indikasi dada montok adalah punya “belahan” atau tidak. Memang inilah maksudku dengan meminta pijat di punggung. Di dalam nanti baru tahu,” katanya sok berteka-teki. “Bukain,” Aku balik memerintah. “Ah, bisa aja kamu.”
“Bener lho, biasanya baru dibody aja udah keluar.”
Aku mencegah Yeni yang mulai menaiki tubuhku. Sejenak Aku menyapu pandangan, setengan bingung. Tapi tak simetris, buah kirinya agak turun, tak bulat benar (Mas Wiro, umumnya buah dada memang tak simetris ya, kanan kiri beda. Buah dadanya memang bulat dan besar. Yeni menduduki pantatku. Tak ada pesaing begini memberiku keleluasaan untuk berpikir sebelum memutuskan.
