Reza mencibir, “Biarin”, katanya. Bokep live Ia diam saja. Aku mengerjap-ngerjapkan mata, aku tidak tahan lagi, kuraih kemaluannya dan sesaat kemudian kami dalam posisi 69. Kebetulan, pikirku. “Lho, kenapa Mas Den? Aku segera menghidupkan TV dan menontonnya. tapi mirip sapi!” kataku mencoba mengalihkan perhatiannya. Kuurut perlahan kemaluannya, dan dia tetap mengerang. “Sialan Mas Deni!”, maki Aryo. Kami berciuman nikmat sekali, kemudian ia mencium leher dan dadaku, sambil mengelus ketiak dan punggungku. Sepulang kuliah aku langsung masuk ke dalam kamarku, dan tiduran di atas ranjang. “Sialan Mas Deni!”, maki Aryo. Selang tak berapa lama, ketika aku sedang menikmati air maninya, aku merasakan kenikmatan yang luar biasa, dan keluarlah seluruh spermaku. Aryo tidak menghiraukanku. Dalam perjalanan pulang aku bercakap-cakap dengan Aryo. Aku terdiam sesaat. Kuelus pantatnya yang padat berisi. “Lho, kok jadi marah?” tanya DJ. Aku mulai membuka kaos yang sedang dipakainya, dan terlihat dadanya yang bidang, kulitnya yang putih bersih. Dia agak sedikit kecewa.Akhirnya kami sampai rumah, dan Aryo langsung masuk kamarnya di rumah induk.
