Tanganku sudah berada tepat di atas gundukan itu. Yang lebih mengejutkan lagi, tangan ibu itu mulai mengelus pahaku. Bokep Jepang Tangan ibu itu mulai duluan, menyusup di bawah sweater, mencari “adikku” yang mulai tegang lagi. Dia tidak meremas, atau menggosok terlalu keras. Aku menggeser-geserkan kakiku agar kaki anak itu tidak menekan celanaku. Dan keras. Kali ini tanganku lebih berani. Lucunya, setelah itu kami berdua kembali bersender pada tempat duduk kami dengan mata terpejam. Paling tidak dengan jariku.“ga papa …” Tanganku berhenti di situ. Dia terengah-engah. lebih baik begitu daripada menyiksa “adikku” yang sudah tegang luar biasa.Aku tiba-tiba menghentikan elusanku dan menarik tanganku. Dan keras. Aku meresapi setiap jengkal usapan tanganku di dadanya. Langgananku selama 2 tahun terakhir.“Mbak, Sumber Alam yang Bisnis belum datang ya?” tanyaku kepada seorang petugas loket. Bulu-bulu halus di sekitarnya. Soalnya beli tiketnya baru aja tadi.”Aku melihat ibu yang menyapa tadi. Sehingga posisi saat itu, lenganku tepat di depan dadanya. Payudaranya besar. Tangan ibu itu mulai duluan, menyusup di bawah sweater, mencari “adikku” yang mulai tegang lagi.
