“Kak, mulai saat ini Santi tidak mau mengenal lelaki lain selain Kakak.”
Aku hanya membelai rambutnya. Bokep XXX Aku keluar Sayang..!”
Muncratlah spermaku di dalam kemaluan Santi. Aku hampir tidak tahan. Santi mau keluar..!”
“Tahan Sayang..! Di dalam kamar hotel yang sederhana, “Kakak, ‘ingin’ ya..?”
“Ingin apa..?”
“Nggak tau ah..!”
Aku mencubit hidungnya, kami bercanda penuh kemesraan. Sampai akhirnya, “Kakak, tidak ingin bermesraan dengan Santi..?” katanya sambil memelukku. Rasa nikmat yang kuterima dari dua arah, dada dan senjataku, membuat seluruh sumsumku bergetar hebat.“Sannti.., Aku mau keluar.. Sementara erangan dari mulut Santi semakin tidak jelas, dengus nafas kami berdua sudah seperti lokomotif tua menahan kenikmatan yang kian menyerang tubuh kami. Dengan penuh gairah, kulumat perlahan bibirnya. Putingnya yang masih kecil dan agak merah kuhisap dan kujilat kadang kugigit pelan. Apalagi dengan hadirnya seorang putra yang tampan dari rahim istriku. Terjanganku semakin lambat, memberikan keleluasaan bagi Santi untuk menikmati sisa-sisa orgasmenya. Tetapi semua tidak ada yang sebaik dansepengertian Santi, meskipun aku dan Santi beda agama, suku, dan lain-lain, tapi kami bisa seiring sejalan. Paling top hanya makan malam saja. Tanganku yang lain asyik meremas buah dadanya dan memilin-milin putingnya sampai mencuat keras.