Sambil menciumi pusarku, kedua tangan laki-laki itu perlahan memegang ujung celana panjangku dan memelorotkannya turun hingga terlepas. Bokep indo live Ciumannya terasa menggelitik, apalagi setelah bermuara di depan celana dalam putih yang kukenakan. Dia beranjak dari posisinya samping mengocok-ngocok batang penisnya sendiri yang sudah semakin menegang. ”Emm, gimana ya?”dia tampak berpikir. Gimana, bisa nggak?” aku sedikit memaksa. Apa yang dikatakan Sita tadi memang benar adanya. “OK deh, siapa yang duluan?” tanya bang Irul. “Aku malu sama kamu, Sit.” lirihku, dengan mata tak berkedip menatap kontol besar bang Irul. Tapi lagi-lagi batal.“Mau kemana, sayang?” kejar lelaki itu saat melihatku bangun dari ranjang. Kalau sudah terangsang, siapa tahu kamu nanti mau.”Sebelum aku sempat menjawab, Sita sudah kembali berjalan menuju ranjang. Apalagi Sita juga beberapa kali menarik keluar kontolnya dari jepitan vaginaku dan mengulumnya, tidak peduli meski cairan cintaku begitu terasa di permukaannya, hingga membuat bang Irul jadi makin menggeram dan bersemangat dibuatnya.“Oooohh…!!!” aku dan bang Irul mendesah merasakan kelamin kami yang kembali bersatu.Bergantian kami mendesah, berteriak dan melenguh penuh kenikmatan. Ketemu aja cuma 3 kali sebulan.”
“Biar 3 kali, tapi kalau diintensifkan, mungkin bisa juga.
