Babe masuk dan bertanya,“Kenapa Yan, sakit?”
“Iya, Be,” jawabku singkat. Itu semua karena aku hampir dikatakan sempurna dalam hal pembinaan dan approachmen. Bokep Jepang Coba ah, penasaran”
Sementara Laras memasukkan keping VCD, aku memperhatikan pinggangnya yang sedikit terbuka ketika dia sedikit menungging. Rasanya tidak karuan. Akupun tertarik dengan payudara itu. Mukanya memerah. Aku merogohnya dan menempatkannya dengan benar. Akupun dengan mudah menciumi rambutnya, telinganya juga tengkuknya. Terlihat sekali bra itu tak sanggup memuat isi dari dada Laras. Lalu perlahan-lahan Laras membimbing penisku untuk masuk kedalam liang vaginanya. Tanganku yang berada di dalam baju Laras berhasil membuka pengait bra-nya. Menurut Pak Min sebenarnya kamar itu khusus untuk tamu dan tidak disewakan, tapi entah mengapa aku diperkenankan menyewa kamar itu. Menyentuh dada Laras, meremasnya hingga Laraspun tak lagi memperhatikan film itu dan menikmati sentuhanku. Eh ngomong-ngomong, sorry lho kamarku berantakan”
“Ah cowok mah, biasa,” sahut Laras dengan sedikit logat sunda. Kulit mereka juga sangat bersih. Aku lagi nggak enak badan. Dalam empat bulan saja, yang semula hanya berjumlah empat orang sudah menjadi lebih dari lima puluh orang.
