“Kamu jangan macam-macam, Zainal!”, ancamnya padaku yg lagi menikmati rokok. “Enak saja, aku yg rugi Mbak, perusahaan tdk mengasuransikanku dari cubitan”, kataku serius. Bokep XXX Kulihat Indah duduk didepan meja dan mengeluarkan bungkusan yg berisi beberapa roti basah diatas meja. “Aku duarius Mbak, bukan serius lagi”, kataku ngotot yg hanya dibalas dengan senyumannya. Aku menggelengkan kepala saja dan meneruskan merokok. Rasanya ada sesuatu yg hilang, tapi entah apa itu. “Daripada nggak ada yg kupikir”, jawabku. Kepuasan yg kuperoleh mengantarkanku pada dunia mimpi. Selama beberapa menit kami berdua saling memberi dan menerima rangsangan dengan aksi 69 seperti yg pernah kuingat dalam beberapa cerita temanku sebelumnya. “Eh Mbak, jangan besar kepala dulu, iya kalau kembang mawar atau melati, kalau kembang kamboja yg seperti di makam-makam, bagaimana? Merasa bosan, kuambil rokokku yg selalu tersedia dalam saku jaket dan kusulut sebatang rokok. Berbaring nyaman, tubuh Indah mulai bergoyang seirama dengan gerakanku. Pikiranku berkecamuk soal pekerjaan yg akan kuhadapi sehari lagi dan sama sekali belum kusiapkan.
