Kita makan aja, yuk”.Syukurlah Pak Martin tak marah dan membentak, hatiku serasa tenang kembali tetapi rasa malu belum bisa hilang dgn segera.Pada saat makan aqu bertanya, “Koleksi bacaannya banyak banget Pak. Xnxx bokep Mungkin Pak Martin menganggap aqu setuju dan langsung dia mengangkangkan kedua kakiku lebar-lebar dan duduk di hadapan kemaluanqu. Mau beli nasi goreng. Semakin kuat dan terus semakin kuat sehingga badanku bergerinjal dan kepalaqu menggeleng ke sana ke mari dan akhirnya Pak Martin agak merintih bersamaan dgn rasa cairan hangat di dalam kemaluanqu.Rupanya air maninya sudah keluar dan segera dia mengeluarkan kemaluannya dan merebahkan badannya di sebelahku dan tampak dia masih terengah-engah.Setelah semuanya tenang dia bertanya padaqu, “Gimana, Et? Kamu harus pulang kan?”.Badanku masih agak lemas ketika bangun dan dgn tetap dalam keadaan telanjang bulat aqu masuk ke kamar mandi. Pak Martin memperingatkan, “Tahan sakitnya, ya, Et”. Agak sakit Pak. Aqu terengah-engah, “Hah, hah, hah,..”. Tunggu, ya, saya paké baju dulu”. Aqu segera ke kamarnya dan kuambil lagi majalah porno yg tergeletak di atas tempat tidurnya.Begitu tiba di dalam kamar, Pak Martin bertanya lagi, “Betul kamu tak malu?”, aqu hanya menggelengkan kepala saja.
