Namun aku tak peduli. Tak selang beberapa detik kemudian, Ines pun merasakan desakan yang sama. Bokep XXX kontolku bertubi-tubi menusuk daerah-daerah sensitivenya. Lingkarannya tidak begitu besar sedang ujungnya begitu runcing dan kaku. Aku sengaja melakukan itu. Sekali-sekali kugigit pentilnya lalu kuisap kuat-kuat sehingga membuat Ines menarik rambutku. Lalu Ines menunduk dan mengemut kepala kontolku. Kucium bibirnya sambil kumasukkan air liurku ke dalam mulutnya. Jari tengahku mempermainkan itilnya yang sudah mengeras. Aku mempercepat goyanganku ketika kusadari Ines hampir nyampe. Matanya perlahan terpejam. Aku sengaja mengulur-ulur dengan hanya menggesek-gesekan kontol. Ines berkutat mengaduk-aduk dengan pinggulnya. Aku juga merasakan hal yang sama dengannya, namun aku mencoba bertahan dengan menarik nafas dalam-dalam lalu bernafas pelan-pelan untuk menurunkan daya rangsangan yang kualami.Aku tidak ingin segera menyudahi permainan ini hanya dengan satu posisi saja. Napsuku semakin berkobar. Ines meraih tubuhku untuk didekap. Ines mengusap-usap permukaan punggungku. Mulutku yang berada di belahan dada Ines kuhisap kuat hingga meninggalkan bekas merah pada kulitnya.Telapak tanganku mencengkram toket Ines. “Ines sudah pengen dientot mas”, katanya. Lama aku mempermainkan lidahku di dalam mulutnya. kontolku kini sudah siap tempur dalam genggaman tangan Ines, sementara nonok Ines juga sudah mulai mengeluarkan cairan kental yang kurasakan dari jemari tanganku yang mengobok-obok nonok nya.
