Apalagi di saat-saat seperti ini. Sebagai seorang kekasih dan seorang teman, tidak seharusnya ia meninggalkan Chie seperti ini, dan sekedar meneleponku untuk menyampaikan, “Ray, maaf aku tidak bisa ke rumah Chie. Bokep XXX “Ray…” kudengar gadis itu meratap terisak dalam dekapanku. “Ray tahu.”
Chie menangis dalam pelukanku, membuatku sejenak mengingat ayahku sendiri yang selalu berkutat dalam pertempurannya dengan idealisme yang kumiliki. “Ray!” Sebuah suara lirih berbisik di telingaku. Hei!” Jay berteriak gaduh. “Hadiah ulang tahun yang indah…” tawaku. Sudah kuduga. Dan itulah Jay, kembaranku, sobat terbaikku.Surabaya, awal Agustus 1999“Chie…”
Kurasakan nafas Chie yang memburu saat mulutnya melumat bibirku dan jemarinya membuka kancing-kancing bajuku. Bibirnya sedikit terbuka. Aku bukanlah seorang bodoh yang tak bisa membedakan perawan dengan tante-tante. Akulah Ray.Kuusapkan keringat di wajahku ke kulit dada gadis di bawahku, sebelum aku bangkit berdiri dan memunguti pakaianku, mengenakannya, dan meninggalkan ruangan gelap itu, sesaat setelah Chie merangkulku dari belakang. “Entahlah..” sahutku lirih.Jay bangkit berdiri, menuju ke sudut ruangan dan mengangkat gagang telepon. Aku mengasihi mereka.Malam itu, saat Chie mengakui bahwa ialah yang meminta Jay memperawaninya, Chie rupanya sudah berputus asa merayuku, dan akhirnya mencoba membangkitkan emosiku.
