Mimpiku jadi kenyataan.Kulirik arlojiku, udah jam 24.40. Live bokep Ini mau nganter Bapak ke Bandara.”
Aku seketika merasa senang. Setelah beberapa saat, aku tetap membiarkan penisku bertahan di dalam vagina Mbak Titis. Kubuka retsleting celanaku dan segera kuturunkan sedikit celanaku. Ciumanku pindah ke paha yang kiri sementara tangan kananku bergerak ke atas ke wilayah perut dan mengusap pelan dengan ujung jariku. Celingukan aku mencari sumber suara. Tiba-tiba lidahnya menjulur dan menjilat bagian belakang penisku dari pangkal sampai ke ujung. “Dimas Kenapa berhenti?”, ucapnya lirih seraya matanya yang sayu memandangku. Gila neh! Kuperhatikan sejenak situasi sekitarku. Hidungku nyaris bersentuhan dengan hidung Mbak Titis. Setelah, mematikan semua komputer dan lampu, segera ku kunci semua ruangan. Kupandangi sejenak gundukan di depanku. “Hehehe… panas banget nih… AC ruang produksi lagi macet”, jawabku sambil pura-pura membereskan mik. Mbak sudah tidak memakai bra dan cd. Sesekali aku mendesah sambil menyebut Ibu Titis. Bukan karena pertanyaannya, tapi karena aku baru sadar kalo aku baru terbengong-bengong menyaksikan payudara istri bosku. Kamu kok pinter banget sih…”, kata Mbak Titis manja. Mbak Titis semakin melolong tidak karuan. Tanpa berganti posisi aku percepat gerakanku. Aku berlutut lagi dan kini yang menjadi sasaranku adalah pahanya.
