Kusentuh tubuh indahnya, membantunya melepas baju dan branya. “Ray, tambah tua aja lu.”
Aku tertawa dan menghisap Marlboro di jepitan bibirku dalam-dalam, tersedak saat sesuatu menutupi mataku.“Raay! Sex Bokep Kami masih sering berkelana di dunia fana, menemani hantu-hantu malam yang berkeliaran di naungan kepak-kepak sayap cinta dan kasih sayang, mengembangkan layar mencari pelabuhan perhentian kami.Kami bertiga masih berteman. “Ray, Aku masih perawan.”
Ah! Betapa aku sangat menyayangi gadis ini. Kini semua rangkaian cerita sudah lengkap.Akulah Ray. Chie, sederhana dalam gemerlap, gadis penuh pesona.RAY, dan JAY.Chie… We love you.Kasih, pengorbanan dan kesabaran cinta, keinginan dan ego manusia cinta sejati, cinta dan kasih yang berpelukan.TAMAT “Chie..”
“Aku sayang kamu, Ray.”Kuterlentangkan tubuhnya, kuciumi buah dadanya yang telanjang, menikmati gesekan kemaluan kami yang beradu. Jay menolehkan kepalanya ke arah mobil. Aku butuh penjelasan.”
“Sayang, emosimu membuyarkan penjelasanku waktu itu.”
“Maaf,” desahku, bahkan kini aku pun tak mampu memandangnya. Masih banyak gadis untukku. “Ray…”
“Ya?”
“Kukira aku sudah tidak perawan lagi…”Surabaya, Keesokan HarinyaKucengkeram kerah baju Jay dalam genggamanku, dan mengangkat kepalanya mendekatiku,
“Maksudmu apa?” desisku berang. Ah, Jay. Jadi kami memutuskan untuk fair-play. “Hah? “Ray? Kaki-kaki Chie mulai melingkari pinggulku yang bergerak-gerak menekan. Di saat aku pun berjuang melawan desisan hawa nafsu yang bergejolak dalam diriku.“Ray…”
“Ada, pasti ada suatu saat nanti,” desahku.
